Program Pensiun

Sabtu, 15 November 20140 komentar


Berapa usia Anda saat ini? Sebagian dari Anda mungkin sudah berpikir dan bahkan telah menyiapkan program pensiun sejak jauh-jauh hari. Tetapi, sebagian lagi, malah mungkin merasa tidak ada yang namanya pensiun.

Saat ini di Indonesia adalah pada usia 55 tahun. Kendati begitu, berapa pun target usia yang diinginkan, yang namanya pensiun toh tetap ada.

BPJS
  Suka tidak suka, usia pensiun ”resmi” dari perusahaan tempat Anda bekerja adalah 55 tahun dan Anda mesti mempersiapkannya. Bagaimana caranya? Ada dua cara. Anda mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga, termasuk oleh BPJS Ketenagakerjaan mulai Juli 2015 dan atau Anda mempersiapkan sendiri melalui investasi yang ditujukan sebagai program pensiun Anda. Bagaimana konkretnya?

Pertama, jika Anda merujuk pada usia pensiun normal, maka menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan adalah solusi. Namun dengan jumlah iuran terbatas, tentunya manfaat yang akan Anda terima di kala pensiun nanti tidak bisa terlalu besar. Mesti diingat, program yang diselenggarakan BPJS
Ketenagakerjaan itu sifatnya kesejahteraan dasar. Jadi, jika Anda ingin mendapatkan manfaat yang lebih besar, tentu selain ikut program BPJS Ketenagakerjaan, Anda juga bisa merancang program pensiun sendiri sebagai top up dari program pensiun yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan.

Program pensiun BPJS Ketenagakerjaan dijalankan dengan prinsip manfaat pasti. Bukan iuran pasti. Manfaat pasti artinya, berapa pun iuran Anda, maka manfaatnya akan diterima secara pasti oleh Anda, oleh istri/suami Anda, dan oleh anak Anda sampai dengan usia tertentu. Sementara kalau program iuran pasti, yang akan Anda terima adalah akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan yang rata-rata setingkat dengan deposito berjangka. Tetapi, itu pilihan Anda.

Kedua, setelah menentukan apakah hanya akan memilih program pensiun yang bersifat mandatory untuk diikuti, atau menyiapkan sendiri program tambahan, maka pertanyaan selanjutnya, usia berapa Anda tidak ingin bekerja? Pertanyaan ini mesti dijawab jika Anda ingin merancang program pensiun tambahan, selain mengikuti yang mandatory. Kenapa demikian, karena program pensiun mandatory bisa jadi hanya akan memberikan uang pensiun sekitar 30 persen dari penghasilan terakhir Anda. Sementara Anda sendiri, mungkin ingin mendapatkan sekitar 70 persen. Untuk menutupi selisih tersebut, Anda merancang program pensiun tambahan. Dan untuk program tambahan ini, Anda sendiri yang menentukan, pada usia berapa Anda ingin mendapatkan manfaatnya.

Ketiga, menjawab pertanyaan berapa banyak dana yang dibutuhkan setiap bulannya ketika nanti Anda memasuki usia pensiun. Ini sangat mendasar, bukan saja karena dana tersebut sebagai sumber utama membiayai hidup setelah tidak produktif, tetapi juga berdampak pada berapa besar dana yang mesti Anda siapkan atau sisihkan saat ini dalam program pensiun yang Anda rancang. Kelazimannya, kebutuhan dana di masa pensiun tentu mesti lebih kecil ketimbang saat Anda masih produktif karena mobilitas dan aktivitas berkurang.

Anda tidak perlu ke kantor lagi yang membutuhkan biaya transportasi. Yang dibutuhkan adalah kegiatan untuk sosialisasi diri atau aktivitas nonrutin yang tentunya biayanya tidak sebesar ketika masih bekerja. Dengan perhitungan semacam itu, maka mendapatkan dan rutin sebesar 60-70 persen dari penghasilan ketika bekerja semestinya sudah mencukupi. Konkretnya, Anda mesti menyiapkan dana dalam jumlah tertentu setiap bulan sehingga dana tersebut akan Anda peroleh kembali nanti setelah tidak bekerja dengan jumlah 60-70 persen gaji. Bagaimana menghitungnya? Tentu ada caranya. Anda bisa bertanya pada penyelenggara program pensiun. Yang penting keinginan Anda mesti disampaikan. Nanti pihak penyelenggara pensiun akan membuatkan simulasi untuk Anda.

Keempat, untuk mengetahui berapa banyak dana yang mesti disisihkan, tentunya mesti dikaitkan dengan berapa banyak tabungan yang telah Anda miliki saat ini. Umpamakan usia Anda saat ini adalah 40 tahun. Berarti masa kerja Anda masih 15 tahun lagi. Lalu penghasilan Anda saat ini adalah sebesar Rp 10 juta dan penghasilan Anda pada saat berusia 55 tahun sebut saja Rp 25 juta, dengan asumsi setiap tahun rata-rata naik 10 persen. Maka, kebutuhan biaya hidup Anda setelah pensiun adalah sekitar Rp 15 juta. Nah, kalau tabungan Anda saat ini sebutlah sebesar Rp 100 juta, maka itu hanya cukup untuk membiayai hidup tidak sampai setahun.

Padahal, usia hidup orang Indonesia bisa mencapai 70 tahun. Dengan kata lain, Anda masih membutuhkan dana sebesar Rp 15 juta dikalikan 14 tahun dikalikan 12 bulan, atau sebesar Rp 2,5 miliar. Apakah Anda sanggup mengumpulkan dana sebesar itu dalam sisa masa kerja Anda yang tinggal 15 tahun? Rasanya berat kalau hanya mengandalkan pendapatan bulanan yang disisihkan. Sebab, nilai yang mesti Anda sisihkan untuk ditabung setiap bulan akan berada di kisaran Rp 10 juta. Sama seperti jumlah penghasilan Anda saat ini. Lalu bagaimana solusinya? Lihat langkah kelima berikut ini.

Kelima, konversikan semua dana menjadi investasi. Dalam prinsip keuangan, tabungan bukanlah investasi. Tabungan hakikatnya hanya untuk berjaga-jaga. Jadi, jika selama ini Anda sudah menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, maka hal itu mesti dikonversi menjadi aktivitas investasi, dengan time horizon jangka panjang, yakni akumulasi dana dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai hidup di saat memasuki masa pensiun. Pertanyaannya, jenis investasi apa yang cocok untuk persiapan pensiun? Tentu harus sesuai dengan karakter pribadi Anda dan yang jauh lebih penting, bersifat jangka panjang. Selamat mencoba.

 

Sumber: Kompas 16 November 2014
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786