Makna Kemenangan Mahyeldi bagi PKS

Selasa, 08 April 20140 komentar

MARFENDI DT. BASA BALIMO — Tulisan ini memuat rasa yang bergejolak dalam diri penulis, saat mendengar berita, seluruh gugatan tim DeJe ditolak oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Gejolak perasaan itu beberapa kali mencapai titik klimaksnya sepanjang proses pilkada Padang yang benar-benar panjang ini. 

Pertama ketika kemenangan Mahem pada putaran pertama yang kurang sasaik sabalango, sehingga harus dua putaran.

Kedua ketika penentuan di MK, akankah yang akan menjadi saingan Mahem di putaran kedua DeJe atau Michel-Januardi. Ketiga ketika pada putaran kedua yang dimenangkan Mahem di bawah satu persen, dan puncaknya rasa ini bergemuruh ketika MK mengumumkan, seluruh gugatan DeJe ditolak.

Membangkitkan semangat kader di awal pilkada Padang adalah suatu kerja berat, ketika belum habis dampak prahara yang menimpa PKS dari awal 2013, prahara yang hampir-hampir membuat para kader kehilangan kepercayaan diri, serasa semua wajah menatap para kader dengan pandangan miring. Apalagi setiap bertemu dengan masyarakat, selalu pertanyaan mereka tidak terlepas dari prahara tersebut, di manapun pertemuan-pertemuan ada-ada saja yang “dipertanyakan” oleh masyarakat, tentang sapi lah, tentang dana safari dakwahlah, tentang Siloam-lah. Semua seakan memojokkan PKS dan kader-kadernya.

Kondisi inipun diperparah dengan diundurnya pelaksanaan pilkada sampai beberapa kali, sehingga sangat dekat pelaksanaannya dengan Pemilihan Legislatif. Bagi calon walikota independen kondisi ini tidak akan banyak berpengaruh, karena calon independen tidak akan memikirkan Pemilihan Legislatif, sementara bagi PKS dan para kader tentu ini suatu permasalahan yang cukup pelik, beban menjadi berlipat dua antara Pilkada dan Pileg. Beban berat dengan tubuh lemah, itulah yang Penulis rasakan.

Tidak sampai di situ, pada putaran kedua ini terbersit kegamangan penulis saat DeJe, didukung oleh tidak sembarang orang di Sumatera Barat, seperti orang tua kita Azwar Anas, Syahrul Ujud, dan beberapa tokoh senior lain yang pengaruh mereka sangat luar biasa, bahkan wakil gubernur yang jelas-jelas dari awal didukung oleh PKS sekarang “siang bak ari, tarang bak bulan” mendukung orang yang menjadi “lawan” PKS. Juga beberapa orang bupati dan walikota di Sumatera Barat yang juga turun mengkondisikan masyarakat Padang untuk mengalahkan Mahyeldi.

Entah kemampuan kita di PKS yang kurang atau kekhawatiran orang kalau PKS yang memimpin, ternyata semua partai yang ada pun mendukung tim DeJe, hanya PPP yang tetap setia mendukung Mahem semenjak dari awal sampai akhir. Begitu juga calon-calon yang kalah pada putaran pertama hampir semuanya mendukung DeJe.

Bahkan yang dilirik PKS, dikarenakan sangat dekat selama ini dengan program-program PKS, ketika berkomunikasi dengan pengurusnya serasa akan mendukung Mahem, tiba-tiba malah memberikan perlawanan yang sangat sengit terhadap Mahem dan PKS.

Sebagai kader PKS, Penulis merasa sangat gelisah dan resah dengan kondisi di atas, masih bisakah Mahem menang? Itulah pertanyaan yang bergelayut di kepala. Kalau bisa menang, bagaimana cara memenangkan pertandingan yang tidak imbang ini? Apalagi kalau ditinjau dari sisi keuangan tentu sangat jauh berbeda sekali antara Mahem dan DeJe yang pengusaha. Hal itu sudah dirilis di media tentang calon walikota termiskin, itu adalah pasangan Mahem. Jikalau Mendagri Gamawan Fauzi ingin mengembalikan Pilkada ini ke DPRD dengan alasan Pilkada langsung ini menghabiskan banyak dana, maka periksalah keuangan tim pemenangan Mahem, Penulis sangat yakin ini adalah Pilkada sangat minim dana dan bisa menang. Rasanya tidak perlu ide Mendagri Gamawan Fauzi itu diteruskan, asalkan kita mampu memberi pendidikan demokrasi yang benar kepada masyarakat.

Makanya ketika hari kemarin siang Penulis dapat berita gugatan DeJe ditolak keseluruhan, membuat air mata penulis berlinang, ternyata kader PKS masih dipercaya untuk memimpin ummat ini. Prahara yang menyesakkan ini berlalu dengan kemenangan Mahem yang didukung PKS dan PPP. Rasa ini sebenarnya telah ada semenjak KPUD Padang mengumumkan kemenangan Mahem beberapa waktu lalu, tapi tetap saja rasa was-was mucul ketika DeJe menggugat ke MK. Apakah beban ini akan masih bertambah lagi setelah dari MK?

Kemenangan ini memberikan makna dan pelajaran yang sangat luar biasa bagi PKS. Semenjak KPUD mengumumkan kemenangan gairah kader sangat terrasa, bukan hanya di Padang tapi juga di pelosok-pelosok Sumatera Barat. Bahkan Anis Matta secara khusus mengatakan kemenangan Pilkada Padang di pilkada terakhir Indonesia adalah oase di tengah kegersangan padang pasir bagi PKS di seantero Indonesia. Hal itu dirasakan ketika di sela-sela kampanye perdana PKS di Gelora Bung Karno, protokol mengucapkan “selamat datang walikota Padang terpilih saudara kami Mahyeldi,” gemuruh sambutan dari peserta kampanye benar-benar menggetarkan Gelora Bung Karno.

Semangat dan rasa percaya diri kader PKS seakan membahana gegap gempita, hal itu sangat dirasakan sekali setiap kali acara-acara PKS selalu diikuti antusias oleh masyarakat dan kader, semua berlomba memberikan apresiasi yang sangat luar biasa, kampanye PKS selalu dihadiri puluhan ribu massa, meski mereka tidak pernah dibayar dan tidak ada artis yang diundang sama sekali. Bahkan penutup kampanye di lapangan Atas Ngarai, Bukittinggi, dihadiri puluhan ribu massa dan tidak bergeming meski diguyur hujan yang sangat deras. Penulis merasakan aura kemenangan Mahem sangat luar biasa.

Ketika selesai kampanye di Bukittinggi tersebut Mahyeldi terpaksa bertahan lebih satu jam, karena banyak yang ingin bertemu beliau walau hanya sekadar untuk foto bersama, sementara hujan masih mengguyur mereka.

Semangat dan percaya diri ini tentu tidak bisa hanya berhenti di situ, Penulis sangat mengerti Padang tidak akan bisa dibangun oleh hanya seorang Mahyeldi. Jangankan seorang Mahyeldi, Padang ini tidak akan bisa dibangun oleh sekelompok orang, maka Penulis sangat berharap tentunya semua kita masyarakat Padang dan para tokoh-tokoh masyarakat.

Mari bersama bahu membahu membangun Padang kota tercinta ini, semoga ke depan adalah Padang yang diidam-idamkan, selamat bekerja Mahyeldi -Emzalmi. (*)

Sumber: Singgalang 8 April
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786