Benteng Pertahanan PKS

Jumat, 28 Maret 20140 komentar

TANDA kemerosotan suara, seperti tecermin dari sejumlah hasil survei, membuat Partai Keadilan Sejahtera berusaha sangat keras bertahan. Memasang calon anggota legislatif yang dekat dengan daerah pemilihannya adalah salah satu upaya.  

Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, posisi PKS berada di titik kritis, dengan perolehan 2-4 persen. Ambang batas perolehan suara untuk diperhitungkan memperoleh kursi adalah 3,5 persen. Dengan kondisi ini, PKS harus berusaha sangat keras untuk bisa bertahan, terlebih pendukung di wilayah perkotaan sebagai basis utama partai ini telah banyak meninggalkannya.

Menghadapi situasi ini, strategi PKS cukup cerdik, dengan membangun kekuatan lokal. Mempertebal unsur lokalitas, dengan cara memilih caleg-caleg yang berdomisili dekat dengan dapilnya adalah salah satu strategi paling menonjol.

Saat partai-partai lain banyak mencangkokkan caleg dari Jakarta, PKS melakukan upaya sebaliknya. Caleg dari PKS yang berdomisili di dapil mencapai 73,4 persen dari total semua caleg PKS. Mereka setidaknya tinggal di wilayah provinsi yang sama dengan dapilnya. Dibandingkan dengan partai-partai lain, angka itu jauh lebih tinggi. Partai Demokrat yang juga mengalami kemerosotan popularitas, misalnya, hanya 40 persen yang berdomisili di dapil yang sama. Bahkan PDI-P, yang pada Pemilu 2004 masih banyak mengandalkan caleg setempat, kini bergeser cukup banyak mengambil dari wilayah lain.

Upaya memulihkan kepercayaan dari kalangan kampus, sebagai basis awal PKS, juga dilakukan partai ini dengan lebih banyak menarik caleg bergelar doktor. Sebagaimana hasil survei Litbang Kompas sebelumnya, terjadi perubahan karakter pemilih berdasarkan latar belakang pendidikannya. Sebagai partai yang tumbuh dari kalangan intelektual Islam kampus, PKS memiliki ciri yang sangat menonjol dalam hal level pendidikan pemilihnya. Kalau pada Pemilu 2009, berdasarkan survei, 21,4 persen pemilih PKS diprediksi berasal dari lulusan perguruan tinggi, kini kecenderungannya merosot. Hasil survei terakhir (Desember 2013) menunjukkan, jumlah pendukung dari kalangan ini turun drastis menjadi 9,4 persen.

Ditinggalkan pemilih berpendidikan menengah ke atas, komposisi pemilih PKS menjadi berat di bawah. Kalangan pemilih partai yang berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) kini menjadi mayoritas (53,1 persen). Oleh karena itu, upaya menggaet caleg berpendidikan doktor mungkin akan kembali menarik simpati kalangan berpendidikan.

Upaya PKS bertahan dari kemerosotan juga dilakukan dengan memperbanyak calon yang sudah dikenal publik dan berpengalaman dari kalangan anggota legislatif. Komposisi caleg dari kalangan legislatif, baik yang sekarang masih menjabat maupun mantan meningkat dari 8,5 persen pada pemilu sebelumnya, kini mencapai 26,1 persen.

Mayoritas anggota DPR PKS sekarang mencalonkan diri lagi. Melihat karakter latar belakang orang-orangnya, tampaknya PKS memiliki strategi bertahan benteng, yang mungkin akan menyelamatkannya dari titik kritis ambang batas perolehan suara.

(BAMBANG SETIAWAN/LITBANG KOMPAS)
Sumber: Kompas 28 Maret 2014
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786