Swiss Jajaki Sampah Sumbar, Gubernur Teken MoU Sampah jadi Energi

Rabu, 04 Desember 20130 komentar

Padang —Peme­rin­tah Swiss menjajaki kerja sama di bidang empat sektor dengan Provinsi Sumbar. Empat sek­tor yang dijajaki tersebut ad­a­lah persampahan,  pari­wisata, pe­ngembangan UMKM serta Pe­rusahaan Daerah Air Mi­num (PDAM). Pemerintah Swiss malah mengolah sam­pah Sumbar menjadi energi lis­trik. Dalam waktu empat bu­lan ini, feasibility study (FS) pengolahan sampah  menjadi energi listrik dilaksanakan.

”Saya baru saja pulang dari Swiss menjajaki kerja sama. Di sa­na kita teken MoU. Sampah Sum­bar akan dijadikan energi lis­trik. Sampah di tiga tempat pem­buangan akhir yang dike­lola Pemprov Sumbar akan menjadi sumber energi baru,” ujar Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, kemarin (3/12).

Gubernur mengatakan, TPA Payakumbuh menerima sam­pah dari Bukitinggi, Agam, Lim­apuluh Kota dan Tanah­da­tar. Sampah diolah menjadi sum­­ber energi listrik. De­mi­kian juga sampah di TPA Pa­dang­pariaman dan Solok.

”Kita akan lebih meman­faat­kan potensi sampah terse­but dengan sebaik-baik­nya. Jika ini jadi energi listrik, tentu ini akan menjadi tambahan da­ya bagi kebutuhan energi di Sum­bar. Dalam waktu  4 bulan ini, feasibility terhadap renca­na pengolahan sampah men­ja­di energi listrik itu akan d­i­buat,” ujarnya.

Selain kerja sama pengo­la­han persampahan, juga men­ja­jaki kerja sama di bidang pa­riwisata. ”Geografis Swiss ti­dak jauh berbeda dengan Sum­bar. Dimana, Negara Swiss  juga memiliki alam yang ber­bukit-bukit dan berlembah serta memiliki gunung api. De­ngan  topografi tidak jauh ber­beda dengan Sumbar, me­mudahkan kerja sama d bi­dang pariwisata.Swiss akan mem­bantu  pengembangan Sum­bar ke depan. Tentunya, ini peluang yang seyogyanya bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Dibidang lain yang dibidik adalah kerjasama pengem­ba­ngan usaha mikro kecil dan me­nengah. ”Di situ UMKM berkembang pesat. Kebutuhan masyarakatnya ditopang oleh ke­giatan usaha  UMKM. Sum­bar juga memiliki komposisi yang tak jauh berbeda dan minim keberadaan pabrik,” tuturnya.

Ada empat produk UMKM di­kerja samakan yakni tekstil dan nonbaju, perikanan, per­ke­bunan cokelat dan  souvenir. ”Kita bisa mengirimkan ba­rang ke sana dengan empat jenis komoditi itu. Kalau,untuk tekstil baju mereka memang tidak terima,” ujarnya.

Kemudian, pengembangan PDAM. Di Sumbar, PDAM ba­nyak rugi akibat kebocoran pipa PDAM. ”Negara Swiss bisa membagi ilmu tekno­loginya ke kita. Dengan begitu, tingkat kerugian PDAM dapat ber­kurang. Tentunya penda­patan  mereka juga mening­kat dan setoran mereka ke kas daerah juga bisa meningkat,” ujarnya. (*)

Padang Ekspres 4 Desember 2013

Sumber: irwan-prayitno.com
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786