Hotel Syariah Kian Diminati

Jumat, 06 Januari 20170 komentar

JAKARTA -- Hotel syariah semakin diminati wisatawan. Tingkat okupansi hotel syariah di destinasi wisata cukup tinggi.

Pemilik Rhadana Group, Rainier H Daulay mengatakan, okupansi hotel Rhadana Kuta Bali yang mengusung konsep halal dan ramah Muslim tersebut hampir mencapai 90 persen.

"Rata-rata okupansi harian pada tahun lalu mencapai 87 persen," kata Rainier kepada Republika, Kamis (5/10).

Dia mengatakan, tingkat okupansi yang cukup tinggi juga dialami hotel the Oasis Lagoon Sanur, hotel yang juga satu grup dengan Rhadana Kuta. Kata dia, tingkat okupansinya mencapai sekitar 85 persen.

"Kami akan terus fokus kepada konsep modern muslim friendly," kata Rainier.

Rainier optimistis bisnis hotel syariah di Indonesia akan semakin maju. Apalagi, Indonesia berhasil menyabet 12 juara dalam World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016.

Penghargaan tersebut akan menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan Muslim, untuk mengunjungi Indonesia. Salah satu pemenang dalam ajang tersebut adalah Hotel Rhadana Kuta yang terpilih sebagai World's Best Family Friendly Hotel. 

"Kami berharap tingkat okupansi hotel kami bisa mencapai 92 persen pada tahun ini," ujarnya.

Rainier berharap pemerintah dapat terus mendorong pertumbuhan hotel syariah. Salah satu bentuk dukungan yang bisa diberikan adalah dengan mempermudah proses sertifikasi halal.

"Kami dari awal tidak pernah menggunakan label syariah, tetapi menggunakan label modern muslim friendly," ucap Rainier.

Rainer menambahkan, meski tak berlabel hotel syariah, Rhadana Hotel mengimplementasikan praktik-praktik syariah di hotelnya, seperti restoran yang besertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Rainer mencontohkan wisatawan Muslim yang berkunjung ke Bali pertama kali pasti memastikan makanan halal. "Bali hari ini sudah memiliki banyak restoran halal, tetapi belum semua mendapatkan sertifikat halal dari lembaga resmi," ujarnya.

Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, hotel syariah masih memiliki ruang besar untuk tumbuh di Indonesia. Tahun lalu, pertumbuhan hotel syariah di Indonesia mencapai 10 persen.

"Memang belum banyak, baru di beberapa daerah saja. Walaupun permintaan itu ada," kata dia kepada Republika, awal pekan.

Ia menjelaskan, pertumbuhan hotel syariah masih terfokus di beberapa titik destinasi wisata halal seperti Lombok.

Hal tersebut sejalan dengan ditetapkannya Lombok sebagai salah satu destinasi halal terbaik dunia.

Ia mengatakan, pertumbuhan hotel syariah tersebut ada yang merupakan pembangunan hotel berkonsep syariah baru ataupun konversi dari hotel konvensional. "Relatif banyak yang mengonversi," ujarnya.

Berbeda dengan hotel syariah, pembangunan hotel konvensional saat ini cenderung ditahan. Hariyadi mengungkapkan, banyak investor yang menahan diri di sektor hotel konvensional tersebut.

Sebab, jumlah hotel yang ada tidak sesuai dengan permintaan. "Banyak hotel yang ditunda pembangunannya, jadi mencari keseimbangan baru dulu," ujar dia.

Hotel syariah di daerah lain, seperti Yogyakarta juga terus bertumbuh. Belum lama ini, Kagum Group telah meresmikan Hotel Syariah Grand Seriti Madani di Yogyakarta.

GM Hotel Syariah Grand Seriti Madani, Beni Harlan menuturkan, konsep hotel yang memenuhi standardisasi halal sengaja disuguhkan untuk melayani kebutuhan wisatawan muslim.

Pasalnya, banyak pelancong Muslim yang sering merasa was-was saat berkunjung ke hotel. Salah satunya soal kehalalan makanan.

"Banyak yang ragu, makanannya halal atau tidak. Kalau di hotel syariah semuanya sudah dijamin halal," ujar Beni, akhir tahun lalu.

Selain itu, pengunjung hotel juga tidak perlu khawatir soal perlengkapan ibadah. Pihak hotel  menyediakan peralatan ibadah di setiap kamar tamu, berupa tasbih, sajadah, mukena, hingga sarung.

Pengunjung juga tidak perlu khawatir ketinggalan jam ibadah, karena pihak hotel akan mengumandangkan azan saat masuk waktu shalat. "Kalau ada pengunjung yang minta dibangunkan untuk shalat tahajud atau subuh juga bisa. Kami siap melayani," kata Beni.    

rep: Intan Pratiwi, Melisa Riska Putri, ed: Satria Kartika Yudha

Sumber: Republika, 06 Januari 2017

Foto: freefoto.com
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786