Video Rok Mini hingga Makan Pisang Kena Sensor di China

Selasa, 10 Mei 20160 komentar

Regulasi sensor situs web di China menyatakan bahwa pemerintah telah menambah daftar blokir baru, yakni video live streaming yang menampilkan orang memakan buah dengan cara "menggoda", khususnya pisang. Pada bulan April lalu, Kementerian Budaya China mengumumkan mereka sedang dalam proses investigasi sejumlah situs web seperti Douyu dan Panda.tv. Situs tersebut diklaim menampilkan konten pornografi atau kekerasan yang mampu mendorong para penonton melanggar aturan hukum dan merusak moral sosial.

Dari laporan sebuah media lokal China, konten video yang menampilkan orang sedang memakan buah pisang pun menjadi salah satu sasarannya. Diwartakan China Central Television News, situs web yang sudah masuk ke daftar blokir sensor pemerintah didominasi oleh tayangan para wanita menggoda mengenakan pakaian dengan potongan rendah di bagian dada. Hal tersebut memicu jumlah pengunjung situs yang didominasi oleh 77 persen laki-laki. Regulasi sensor yang baru mengisyaratkan bahwa pengelola situs harus memantau siaran streaming dan menyingkirkannya jika konten tersebut "tidak sesuai dengan aturan". Dengan kata lain, mengenakan atasan seksi, rok mini, dan stoking juga dinyatakan melanggar hukum.

Mengutip The Verge, selama ini live streaming di China mengalami kenaikan yang pesat dengan pendapatan yang mencapai ratusan ribu dolar per tahun. Sementara dikutip dari BBC News, masyarakat China sedang merasa kebingungan dengan pemblokiran yang menurut mereka berjalan secara seenaknya. "Bagaimana mereka bisa memutuskan bahwa tayangan memakan pisang itu sebagai aksi provokatif?" tulis salah satu pengguna Weibo, media sosial China yang menyerupai Twitter namun cara kerjanya mirip dengan Facebook. Ada pula yang menyatakan protes dan menyindir dengan menulis, "jika memakan pisang disensor, mulai lah makan ketimun. Jika masih tidak baik, cobalah ubi jalar."

Sebelumnya pada Desember 2015 lalu, kepala Cyberspace Administration China Lu Wei membantah bahwa selama ini negerinya terlalu ketat soal urusan sensor internet. Dalam komentarnya, Wei menegaskan bahwa negerinya tidak melakukan sensor, namun mengelola isi internet. "Adalah penggunaan kata yang salah bila kalian menyebutkan 'sensor isi'. Tapi, tidak adanya sensor bukan berarti tidak ada pengelolaan. Pemerintah China telah belajar untuk mengelola internet dari negara-negara barat yang sudah maju yang sebelumnya kurang kami pelajari,” ungkap Wei ketika menanggapi kritik terkait sensor China yang terkenal ketat beberapa waktu lalu.

Wei memang tidak main-main soal tanggung jawabnya dalam menjaga keamanan internet di China. Mengutip dari HKFP, namanya bahkan termasuk ke dalam daftar 100 orang yang paling berpengaruh tahun ini versi Time Magazine karena kuasa yang dimilikinya dalam mengatur apa saja yang boleh diakses oleh 650 juta netizen di China yang merupakan 'rumah' bagi netizen terbanyak di dunia.

Sumber: padek.co, 10 Mei 2016
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786