Utang Tak Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Senin, 20 April 20150 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan utang luar negeri Indonesia tidak sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi sejak beberapa tahun terakhir. Ini terjadi karena banyak korporasi yang menarik utang baru untuk merestrukturisasi utang lama.

Total utang luar negeri Indonesia pada Februari 2015 mencapai 298,9 miliar dollar AS atau tumbuh 9,4 persen selama setahun. Komposisi utang sektor swasta mencapai 54,9 persen dan sektor publik 45,1 persen. Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Jumat lalu, utang luar negeri Indonesia itu setara dengan Rp 3.844,7 triliun.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs menjelaskan, utang sektor publik yakni bank sentral dan pemerintah tumbuh 4,4 persen selama setahun, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan utang pada Januari sebesar 6,1 persen. Adapun utang swasta tumbuh 13,8 persen, melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 14,4 persen.

"Utang luar negeri pada Februari didominasi oleh sektor keuangan, disusul industri pengolahan dan pertambangan," kata Peter, Minggu (19/4).

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menjelaskan, pertumbuhan utang luar negeri tidak sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi karena faktor restrukturisasi.
"Semestinya, utang luar negeri akan mendukung pertumbuhan ekonomi jika digunakan untuk membiayai investasi. Namun, banyak korporasi yang menarik utang baru untuk merestrukturisasi utang lama," kata Lana.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah mencapai 6,5 persen pada 2011. Namun, pertumbuhan ekonomi terus melambat setelah itu, bahkan tinggal 5,02 persen pada akhir 2014.

Dari sisi sektor ekonomi, kata Lana, utang sektor pertambangan umumnya digunakan untuk merestrukturisasi utang lama. Dalam dua tahun ini, harga komoditas termasuk tambang melemah karena penurunan permintaan pasar dunia.

Statistik Utang Luar Negeri Februari 2015 yang diterbitkan oleh BI menunjukkan, total pinjaman sektor pertambangan dan penggalian 26,8 miliar dollar AS. Adapun utang sektor keuangan mencapai 140 miliar dollar AS dan industri manufaktur 33,658 miliar dollar AS.

Total utang swasta mencapai 164 miliar dollar AS. Utang sektor publik yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral mencapai 134,75 miliar dollar AS. Komposisi utang pemerintah sebesar 129,2 miliar dollar AS dan bank sentral sebesar 5,48 miliar dollar AS. (AHA)

Sumber: Kompas 20 April 2015
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786