Pilihan Investasi 2015

Minggu, 28 Desember 20140 komentar


Tahun 2014 akan segera berakhir. Apakah investasi membuahkan hasil sebagaimana harapan, atau sebaliknya? Yang bisa dilakukan sekarang adalah menyiapkan rencana untuk tahun mendatang. Termasuk dalam hal ini adalah berinvestasi.

Pertama, tentu mesti menelaah dulu kondisi portofolio Anda pada posisi terakhir. Berapa jumlah investasi Anda pada tiap-tiap instrumen investasi. Apakah nilainya bertambah dibandingkan dengan periode terdahulu. Kalau bertambah, berapa persen pertambahannya. Apakah sesuai harapan, melebihi, atau di bawah. Instrumen investasi apa saja yang nilainya bertambah dan juga sebaliknya. Demikian juga dengan hasil investasinya. Instrumen investasi apa saja yang memberikan keuntungan dan berapa besar keuntungannya atau malah kerugian dari investasi tersebut.

Selanjutnya, ada baiknya Anda mencari tahu sebab musabab kenaikan atau penurunan aset investasi tersebut. Apakah karena faktor makroekonomi atau karena pilihan investasi Anda sudah benar atau malah keliru. Ini disebut dengan evaluasi atas portofolio investasi dimaksud.

Kondisi makro
  Kedua, memperkirakan kondisi makroekonomi pada tahun 2015, dampaknya terhadap pasar investasi, baik itu di sektor riil maupun di sektor keuangan, termasuk pasar modal. Jika sudah mendapatkan gambaran mengenai makroekonomi beserta implikasinya, barulah kemudian menentukan ke mana saja investasi akan dilakukan.

Lalu, bagaimana perkiraan ekonomi tahun 2015 mendatang? Diyakini pertumbuhan ekonomi tetap akan ada dan bisa berada di atas 5 persen. Banyak kalangan memperkirakan ekonomi akan tumbuh di kisaran 5,2 persen sampai 5,6 persen. Apalagi, pada bulan November lalu, pemerintah telah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengalihkannya pada subsidi yang lebih produktif. Tentu, dengan cara ini, APBN 2015 akan lebih leluasa untuk bisa mendorong perekonomian. Dan, sebagaimana disebutkan pemerintah, sektor infrastruktur akan mendapat perhatian lebih besar.

Demikian juga untuk sektor pertanian dan kelautan. Ini berarti akan ada lapangan pekerjaan lebih besar di sektor-sektor tersebut. Pendapatan masyarakat kalangan bawah semestinya mengalami peningkatan pula sehingga daya beli akan lebih baik. Ini pada gilirannya akan meningkatkan konsumsi sehingga produksi barang-barang kebutuhan sehari-hari akan dapat meningkat pula.

Kemudian, apa implikasinya terhadap investasi? Jelas, sektor-sektor yang menjadi prioritas akan memberikan peluang pada perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dan, jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang listing di pasar modal, secara teoretis prospeknya juga akan bagus. Dus, bagi para investor pasar modal, saham-saham di sektor tersebut layak untuk dilirik.

Namun, bagaimana dengan aspek makro lainnya, seperti laju inflasi, nilai tukar, dan tingkat bunga? Laju inflasi dipastikan akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014. Sebab, dampak langsung kenaikan harga barang, akibat kenaikan harga BBM, diperkirakan akan terserap dalam laju inflasi tahun 2014. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) juga sudah menaikkan BI Rate menjadi 7,75 persen yang tentunya akan berdampak pula terhadap bunga dana ataupun pinjaman perbankan. Dengan demikian, sektor perbankan paling tidak hingga semester pertama tahun 2015 relatif akan terbatas ekspansinya.

Namun, jangan lupa, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja mengeluarkan peraturan yang bersifat ”relaksasi” dalam perhitungan rasio atau perbandingan antara kredit yang disalurkan dan dana yang dihimpun. Jika sebelumnya surat utang atau obligasi tidak dimasukkan dalam perhitungan, kini surat utang tersebut sudah dianggap sebagai bagian dana yang dihimpun sehingga ruang untuk peningkatan penyaluran pinjaman tetap akan besar. Tinggal lagi, bagaimana bank-bank memilih sektor yang lebih tahan terhadap tingkat bunga yang notebene semestinya adalah segmen usaha kecil menengah dan ekonomi kreatif.

Alokasi dana
  Ketiga, menyiapkan alokasi dana investasi atau membangun portofolio investasi di tahun 2015. Ini tentu dikaitkan juga dengan horizon investasi yang diinginkan. Artinya, porsi dana yang sekarang masih tertanam dalam bentuk investasi bisa dipertahankan, ditingkatkan, atau dikurangi. Di sisi lain, ada dana baru yang bisa ditambahkan dalam porto investasi tersebut. Bagaimana caranya?

Sederhana saja. Investasi Anda yang sudah ada dan bersifat jangka panjang, seperti properti, tentu sebaiknya dipertahankan, kecuali sudah memberikan potensi capital gain yang besar atau sesuai harapan Anda. Namun, dalam praktiknya, jika properti Anda berada pada lokasi yang bagus, dan supply property di daerah tersebut sudah terbatas, harganya dipastikan akan meningkat terus. Jadi terserah Anda. Mau dipertahankan atau dijual, lalu dananya diinvestasikan kembali ke daerah atau lokasi yang baru berkembang dengan tujuan dalam jangka panjang, harganya akan naik signifikan.

Setelah mengalokasikan dana untuk investasi jangka panjang, barulah kemudian disiapkan alokasi dana untuk investasi yang tujuannya memperoleh return yang bagus di tahun 2015. Untuk itu, pilihannya hanya ada tiga, yakni investasi di pasar uang, di pasar saham, dan atau pasar utang. Untuk investasi di pasar uang, sebagaimana pakemnya, lebih bersifat untuk berjaga-jaga dan kebutuhan likuiditas. Namun, dengan peningkatan BI Rate pada bulan November lalu, tentu tingkat bunga deposito juga akan mengalami peningkatan. Dan lazimnya, konsep penempatan dana di deposito berjangka, jika diyakini tingkat bunga akan menurun, maka tempatkanlah dana dalam deposito yang tenornya cukup panjang, yakni 6 bulan sampai dengan 12 bulan, sehingga return yang diperoleh akan optimal.

Kendati demikian, jika yang diharapkan adalah tingkat imbal balik yang tetap, akan lebih baik dana ditempatkan di obligasi ritel dan atau reksa dana pendapatan tetap. Sebab, kupon yang diberikan pasti masih akan tinggi. Lalu, bagaimana dengan pasar saham? Sebagaimana dipaparkan di atas, investasi di pasar saham, fundamentalnya akan berbanding lurus dengan kondisi perekonomian. Nah, dengan mengetahui sektor-sektor ekonomi yang prospektif di tahun 2015, pilihan emiten saham tentu tidak akan berbeda jauh dengan sektor tersebut.

Nah, setelah semua perencanaan itu selesai, maka pada 2015 portofolio Anda siap dibentuk dan dieksekusi. Tentu jangan lupa, faktor lain yang menentukan keberhasilan investasi adalah timing dari investasi itu sendiri. Jadi, tidak mesti 100 persen investasi dibentuk pada awal tahun, tetapi bisa dilakukan dengan melihat momentum yang terjadi pada tahun 2015.

 

Sumber: Kompas 28 Desember 2014
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786