PADANG, HALUAN — Meskipun tidak sampai memenuhi 
target perolehan suara seperti yang digembar-gemborkan, tim pemenangan 
Prabowo-Hatta Sumatera Barat mengaku senang telah menjalankan misi 
dengan baik. Sebelumnya tim pemenangan menargetkan raihan 80 persen 
suara di Sumbar, tapi berdasarkan hasil rekapitulasi KPU hanya mencapai
 76,9 persen.
Ketua DPD Gerindra Sumbar yang juga Sekretaris Timkada Prabowo 
Subianto-Hatta Rajasa Sumbar Suir Syam mengatakan, angka 80-85 persen 
yang dipatok oleh pemenangan hanya euforia atas dukungan yang diberikan
 sejumlah kepala daerah. Sebenarnya, target yang ditetapkan untuk Sumbar
 mencapai 60 persen. Sedangkan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta 
Sumbar Irwan Prayitno berkali-kali  mengatakan target Sumbar 80 
persen.
“Jadi perolehannya sudah melebihi target. Angka 80 persen itu hanya 
bentuk euforia saja,” terang Suir Syam di sela-sela rekapitulasi 
penghitungan suara pilpres tingkat provinsi di Hotel Pangeran Beach, Jumat (18/7).
Kemenangan Prabowo-Hatta di Sumbar ini kata Suir Syam menjadi bukti 
bahwa orang Sumbar tidak terpengaruh dari informasi-informasi 
keberpihakan yang disampaikan. Orang Sumbar sudah mulai bisa memilih.
Tidak hanya itu, Suir Syam juga melihat kemenangan yang diraih oleh 
Sumbar dan diikuti nantinya di tingkat nasional dengan kemenangan 
pasangan nomor satu, akan memberi berkah tersendiri untuk Sumbar.
“ Akan  banyak orang Sumbar yang duduk di DPP. Hal ini tentunya 
memudahkan usulan-usulan dari Sumbar diakomodir,’ ucap caleg terpilih 
utnuk DPR RI ini.
Di sisi lain, dengan program pengembangan pertanian dan kelautan juga
 memberi keuntungan bagi Sumbar. Karena Sumbar juga menjadikan mata 
pencaharian utama masyarakatnya di pertanian dan kelautan.
Sementara itu, di sisi pasangan calon presiden dan wakil presiden 
Jokowi-Jusuf Kalla capaian yang diperoleh kali ini belum mencapai 
target. Dari 29 persen target yang ditetapkan, hanya tercapai 23,1 
persen.
Saksi Jokowi-JK tingkat KPU Provini Yenni S Tanjung sangat menyesalkan adanya indikasi mobilisasi yang dilakukan oleh tim lain.
“Kami melihat, dalam hitungan seminggu, jumlah pemilih menggunakan 
KTP sangat banyak. Masa memang seperti itu. Masyarakat kita yang sudah 
terdaftar namun tidak dapat undangan memilih ogah datang ke TPS. Masa pemilih yang menggunakan KTP ini mau saja,” terangnya.
Apa yang dikemukan Yenni ini berasal dari temuan banyaknya jumlah 
Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) yang ditemukan di sejumlah kota. 
 Seperti di Kota Padang yang jumlahnya mencapai 23.560 pemilih dan Kota 
Payakumbuh mencapai 1.875 pemilih. Keberatan Yenni ini disampaikan 
dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara pilpres di tingkat 
provinsi.
“Untuk Kota Padang, asumsi kami dengan 23 ribu pemilih dan 1500 TPS, 
artinya satu TPS terdapat 15 orang pemilih menggunakan KTP. Sayangnya, 
tidak semua TPS menampung adanya pemilih yang menggunakan KTP dan 
jumlahnya juga tidak mencapai angka 15. Jadi angka DPKTb ini didapat 
dari mana,” ujarnya dengan tetap menerima hasil pleno.
Di tempat yang sama, Ketua KPU Sumbar Amnasmen menambahkan dalam 
penetapan DPT di Kota Padang memang tidak ada keberatan muncul. Namun 
demikian ia juga menilai dalam penyusunan data DPT pilpres KPU Padang 
ada kekeliruan.
“Dari hasil monitoring KPU Sumbar, tidak ada indikasi mobilisasi pemilih di Kota Padang,” tambahnya.
Sementara Komisioner Bawaslu Sumbar Surya Efitrimen menilai bahwa 
penjelasan Ketua KPU Padang bahwa ada rata-rata 15 orang pemilih di tiap
 TPS, nyatanya tidak diterima saksi. Saksi butuh alasan logis kenapa 
jumlah pemilih tambahan mencapai puluhan ribu.
Dalam persoalan ini, sebut dia, Bawaslu menghendaki agar KPU Padang 
harus lebih valid lagi menyangkut data pemilihnya. Baik yang masuk DPT, 
pemilih tambahan dan juga jumlah pemilih yang masuk kategori pemilih 
khusus.
Diakuinya bahwa data pemilih pilpres yang dikeluarkan KPU Padang sama
 dengan data Bawaslu
Sumbar. Jumlah pemilih tambahan yang dipantau 
Bawaslu/Panwaslu di Kota Padang memang bervariasi di tiap TPS.
“Namun KPU tidak menerangkannya secara logis dan detail berapa 
penambahan pemilih itu terjadi, serta di TPS mana saja terjadi 
penambahan pemilih terdapat. Ini yang kemudian menjadi pertanyaan para 
saksi pasangan calon,” tuturnya.
Secara keseluruhan rapat pleno yang digelar KPU Provinsi berjalan 
aman, tidak ada aksi protes yang bersifat anarkis. Kawasan dijaga ketat 
oleh pihak kepolisian yang tampak di halaman Hotel Pangerah Beach bersama mobil baracunda dan gegana bersiaga.
Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan suara tingkat Provinsi 
Sumatera Barat. Dari 19 Kabupaten Kota yang terdapat di Sumbar, Pasangan
 Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya mampu memang di Kabupaten Kepulauan 
Mentawai, sedangkan Pasangan Prabowo Hatta berhasil mengukuhkan 
kemenangan di 18 kabupaten kota.
Total Pasangan Prabowo Hatta berhasil meraih 1.797.505 suara atau 
76,9 persen suara, sedangkan pasangan Jokowi JK meraih 559.308 suara 
sah atau sebesar 23,1 persen.
Sementara itu untuk partisipasi pemilih pada pilpres ini menurun 
jika dibandingkan dengan pileg beberapa waktu lalu, yakni untuk pipres 
ini hanya mencapai 64 persen sedangkan pada pileg lalu mencapai 68 
persen. Untuk jumlah suara sah 2.336.813, dan jumlah surat suara yang 
tidak sah sebanyak 17.514. (h/mg-rin/eni)
Haluan 19 Juli 2014 
Rekapitulasi KPU Provinsi: Prabowo Hatta di Sumbar 76,9 Persen
Jumat, 18 Juli 20140 komentar
Label:
Politik
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Posting Komentar