Rekapitulasi KPU Provinsi: Prabowo Hatta di Sumbar 76,9 Persen

Jumat, 18 Juli 20140 komentar

PADANG, HALUAN — Meskipun tidak sampai memenuhi target perolehan suara seperti yang digembar-gemborkan, tim pemenangan Prabowo-Hatta Sumatera Barat mengaku senang telah menjalankan misi dengan baik. Sebelumnya tim peme­nangan menargetkan raihan 80 persen suara di Sumbar, tapi berdasarkan hasil reka­pitulasi KPU hanya mencapai 76,9 persen.

Ketua DPD Gerindra Sumbar yang juga Sekretaris Timkada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Sumbar Suir Syam mengatakan, angka 80-85 persen yang dipatok oleh pemenangan hanya euforia atas dukungan yang diberi­kan sejumlah kepala daerah. Sebenarnya, target yang ditetapkan untuk Sumbar mencapai 60 persen. Sedang­kan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Sumbar Irwan Prayitno berkali-kali  me­ngata­kan target Sumbar 80 persen.

“Jadi perolehannya sudah melebihi target. Angka 80 persen itu hanya bentuk euforia saja,” terang Suir Syam di sela-sela rekapitulasi penghitungan suara pilpres tingkat provinsi di Hotel Pangeran Beach, Jumat (18/7).

Kemenangan Prabowo-Hatta di Sumbar ini kata Suir Syam menjadi bukti bahwa orang Sumbar tidak terpengaruh dari informasi-informasi keberpihakan yang disampaikan. Orang Sumbar sudah mulai bisa memilih.

Tidak hanya itu, Suir Syam juga melihat kemenangan yang diraih oleh Sumbar dan diikuti nantinya di tingkat nasional dengan kemenangan pasangan nomor satu, akan memberi berkah tersendiri untuk Sumbar.

“ Akan  banyak orang Sumbar yang duduk di DPP. Hal ini tentunya memudahkan usulan-usulan dari Sumbar diakomodir,’ ucap caleg terpilih utnuk DPR RI ini.

Di sisi lain, dengan program pengembangan pertanian dan kelautan juga memberi keuntu­ngan bagi Sumbar. Karena Sumbar juga menjadikan mata pencaharian utama masya­rakatnya di pertanian dan kelautan.

Sementara itu, di sisi pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Jusuf Kalla capaian yang diperoleh kali ini belum mencapai target. Dari 29 persen target yang ditetapkan, hanya tercapai 23,1 persen.

Saksi Jokowi-JK tingkat KPU Provini Yenni S Tanjung sangat menyesalkan adanya indikasi mobilisasi yang dilakukan oleh tim lain.

“Kami melihat, dalam hitu­ngan seminggu, jumlah pemilih menggunakan KTP sangat banyak. Masa memang seperti itu. Masyarakat kita yang sudah terdaftar namun tidak dapat undangan memilih ogah datang ke TPS. Masa pemilih yang menggunakan KTP ini mau saja,” terangnya.

Apa yang dikemukan Yenni ini berasal dari temuan banyak­nya jumlah Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) yang ditemukan di sejumlah kota.  Seperti di Kota Padang yang jumlahnya mencapai 23.560 pemilih dan Kota Payakumbuh mencapai 1.875 pemilih. Kebe­ratan Yenni ini disampaikan dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara pilpres di tingkat provinsi.

“Untuk Kota Padang, asumsi kami dengan 23 ribu pemilih dan 1500 TPS, artinya satu TPS terdapat 15 orang pemilih menggunakan KTP. Sayangnya, tidak semua TPS menampung adanya pemilih yang meng­gunakan KTP dan jumlahnya juga tidak mencapai angka 15. Jadi angka DPKTb ini didapat dari mana,” ujarnya dengan tetap menerima hasil pleno.

Di tempat yang sama, Ketua KPU Sumbar Amnasmen me­nam­bahkan dalam penetapan DPT di Kota Padang memang tidak ada keberatan muncul. Namun demikian ia juga menilai dalam penyusunan data DPT pilpres KPU Padang ada kekeliruan.

“Dari hasil monitoring KPU Sumbar, tidak ada indikasi mobilisasi pemilih di Kota Padang,” tambahnya.

Sementara Komisioner Bawas­lu Sumbar Surya Efitrimen menilai bahwa penjelasan Ketua KPU Padang bahwa ada rata-rata 15 orang pemilih di tiap TPS, nyatanya tidak diterima saksi. Saksi butuh alasan logis kenapa jumlah pemilih tambahan mencapai puluhan ribu.

Dalam persoalan ini, sebut dia, Bawaslu menghendaki agar KPU Padang harus lebih valid lagi menyangkut data pemilihnya. Baik yang masuk DPT, pemilih tambahan dan juga jumlah pemilih yang masuk kategori pemilih khusus.

Diakuinya bahwa data pemilih pilpres yang dikeluarkan KPU Padang sama dengan data Bawaslu
Sumbar. Jumlah pemilih tambahan yang dipantau Bawas­lu/Panwaslu di Kota Padang memang bervariasi di tiap TPS.

“Namun KPU tidak mene­rang­kannya secara logis dan detail berapa penambahan pemilih itu terjadi, serta di TPS mana saja terjadi penambahan pemilih terdapat. Ini yang kemudian menjadi pertanyaan para saksi pasangan calon,” tuturnya.

Secara keseluruhan rapat pleno yang digelar KPU Provinsi berjalan aman, tidak ada aksi protes yang bersifat anarkis. Kawasan dijaga ketat oleh pihak kepolisian yang tampak di halaman Hotel Pangerah Beach bersama mobil baracunda dan gegana bersiaga.

Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan suara tingkat Provinsi Sumatera Barat. Dari 19 Kabupaten Kota yang terdapat di Sumbar, Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya mampu memang di Kabupaten Kepulauan Mentawai, sedangkan Pasangan Prabowo Hatta berhasil mengu­kuhkan kemenangan di 18 kabupaten kota.

Total Pasangan Prabowo Hatta berhasil meraih 1.797.505 suara atau 76,9 persen suara, sedang­kan pasangan Jokowi JK meraih 559.308 suara sah atau sebesar 23,1 persen.

Sementara itu untuk partisi­pasi pemilih pada pilpres ini menurun jika dibandingkan dengan pileg beberapa waktu lalu, yakni untuk pipres ini hanya mencapai 64 persen sedangkan pada pileg lalu mencapai 68 persen. Untuk jumlah suara sah 2.336.813, dan jumlah surat suara yang tidak sah sebanyak 17.514. (h/mg-rin/eni)

Haluan 19 Juli 2014
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786