Ir Syafriyanti berhasil 
menjadi peringkat satu terbaik, dalam Penilaian Kinerja Satuan Kerja 
Direktorat Jenderal Cipta Karya tingkat nasional tahun 2013. Penghargaan
 ini diserahkan Direktur Jenderal Cipta Karya Ir Imam S Ernawi, di 
Makassar, pada 11 Maret lalu.
”Penghargaan ini sebagai 
wujud kerja keras semua pihak termasuk staf yang ada di Pemprov, 
khususnya di Bidang Keciptakaryaan,” ujar Gubernur Sumbar Irwan 
Prayitno, Senin (7/4).
Selain itu, Menteri PU 
Djoko Kirmanto pun mengatakan bahwa, infrastuktur di Sumbar merupakan 
terbaik dibanding provinsi lain di Indonesia. Ini sebagai tanda bahwa 
Pemprov Sumbar bekerja bersungguh-sungguh dan juga serius mengalokasikan
 anggaran untuk infranstruktur di APBD.
Irwan mengatakan, setelah 
Jembatan Kelok 9 selesai, yang dimulai sejak tahun anggaran 2014, 
Kementerian PU melanjutkan pembangunan infrastruktur berikutnya, yaitu 
pekerjaan pembangunan Terowongan Balingka dan Jembatan Ngarai Sianok, 
dengan anggaran sekitar Rp2 triliun.
“Terowongan ini merupakan 
pekerjaan konstruksi terowongan untuk jalan yang pertama di Indonesia. 
Terowongan ini berfungsi untuk penanggulangan kemacetan di dalam Kota 
Bukittinggi. Selain itu, saat ini juga sedang berjalan paket-paket 
WINRIP untuk peningkatan jalan di lintas pantai barat Sumbar  dengan 
nilai Rp1,6 triliun,” ungkap Irwan.
Selain itu, juga 
dilaksanakan juga peningkatan jalan Padang-By Pass ± 28 km. Jalan ini 
untuk menghubungkan dua pelabuhan besar, yaitu Teluk Bayur dan Bandara 
Internasional Minangkabau (BIM), dengan nilai Rp600 miliar. “Untuk 
memperlancar arus lalu lintas, diprogramkan pembangunan penggandaan 
jembatan di jalan nasional di daerah Dharmasraya dengan konstruksi Cable
 Stayed (pertama di Sumbar) dengan anggaran  Rp185 miliar,” ulas Irwan.
Dijelaskan Irwan, 
kemantapan jalan nasional meningkat dari 92,19 % pada  2010, menjadi 
95,32% pada  2013. Diharapkan pada  2015 nanti, kemantapan jalan 
nasional  menjadi 100%. Kemudian di Bidang Cipta Karya yakni, status 
penyelesaian Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). RTRW merupakan 
dasar dan payung hukum sebagai dalam perencanaan pembangunan daerah yang
 memuat arahan pengembangan pola dan struktur ruang.
RTRW provinsi ditetapkan 
melalui Perda provinsi dan RTRW kabupaten/kota ditetapkan Pemkab/Pemko. 
Untuk status penyelesaian Perda RTRW provinsi dan kabupaten/kota sudah 
mencapai 95 %. Sementara itu tingkat penyelesaian Perda RTRW  provinsi 
lain di Pulau Sumatera hanya 12,5 %.
“Ini berarti, Provinsi Sumbar sudah sangat jauh diatas provinsi lain di Sumatera,” sebut Irwan.
Kemudian, untuk Status 
Penyelesaian Perda Bangunan Gedung, Sumbar merupakan daerah yang 
mempunyai potensi bencana cukup besar. Oleh karena itu Disprasjal Tarkim
 Sumbar melalui Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan telah 
memfasilitasi Penyusunan Perda Bangunan Gedung (BG).
Sampai dengan 2013, Sumbar
 sudah mempunyai Perda BG sebanyak 1 Perda BG Provinsi Sumbar dan 15 
Perda BG kabupaten/kota. Hal ini berarti capaian penyusunan Perda BG, 
Provinsi Sumbar sebesar 80 % dari jumlah Kabupaten/Kota yang ada. 
Dibandingkan dengan provinsi di pulau Sumatera, yang hanya baru mencapai
 rata-rata 25% dari jumlah kab/kota masing-masing, Provinsi Sumbar sudah
 lebih baik.
Selain itu terang Irwan, 
pada awal 2010, tingkat pelayanan air minum di Sumbar mencapai 41,92% 
dari jumlah penduduk atau 2,35 juta Jiwa yang tersebar di 19 Kab/Kota. 
Sementara capaian layanan air minum sampai dengan 2013, telah mencapai 
62,52% atau melayani 3,5 Juta Jiwa dengan kapasitas 4.233 liter/detik.
”Sedangkan capaian layanan
 air minum secara Nasional pada 2013 sekitar 61,80 % atau melayani 121 
Juta Jiwa dengan kapasitas 158.039 liter/detik di 12.072 kawasan. Ini 
berarti, capaian pelayanan Air Minum Sumbar telah berada diatas 
rata–rata capaian nasional. Berdasarkan perkiraan maju hingga tahun 
2015, Provinsi Sumbar optimis, target MDG’s untuk sektor air minum 68,87
 % dapat tercapai pada tahun tersebut,” urai Irwan.
Kemudian, untuk layanan 
sanitasi permukiman di Sumbar, pada 2010 baru dapat menjangkau 44,26 % 
dari jumlah penduduk atau 2,46 juta jiwa. Untuk 2013, capaian pelayanan 
Sanitasi meningkat hingga 45,58 % atau sebesar2,56 juta jiwa. Sementara 
secara nasional posisi capaian layanan sanitasi Sumbar berada di bawah 
Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ini berarti Sumbar berada di atas 30 
provinsi lainnya.
Selama kurun waktu 
2010-2013, sudah dilaksanakan penanganan kawasan kumuh pada 18 kawasan 
(11 kabupaten/kota) dengan total dana Rp24,511 miliar. Di samping itu, 
untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah 
yang bermukim di kawasan kumuh, telah dibangun beberapa unit rusunawa. 
(uki)
Pos Metro Padang 8 April 2014
Sumber: irwan-prayitno.com 
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Posting Komentar