Ngilu Perkataan Sendiri

Minggu, 08 Desember 20130 komentar

Bila Sutan Bhatoegana jadi tersangka, itu bukan berita, tapi petir! Kenapa begitu? Karena ia ujung tombak, juru bicara, amat vokal terhadap korupsi, pokoknya segalanya. Petir bukan buat dirinya dan Partai Demokrat saja, tapi juga Indonesia. Habis sudah kepercayaan terhadap politisi.

Kepada penyidik KPK, ia mengatakan tak terima uang dari siapa pun saat Kongres Partai Demokrat. Tapi, sahabatnya Ruhut Situmpol, mengatakan ia menerima, karena ia memiliki hak suara dalam Kongres. Ruhut tahu dari penyidik, katanya itu pengakuan Sutan sendiri. Mana yang benar. Entahlah. Penyidik punya caranya sendiri. Tapi, fokusnya ketika itu bukan dia, tapi Anas.


Kini, Sutan muncul di BAP Rudi Rubiandini, bekas Kepala SKK Migas, tersangka kasus suap dan TPPU. BAP ini menyebar luas di kalangan media. Entah siapa penyebarnya? Tapi, ini telah mulai biasa dalam pemberantasan korupsi kita. Lebih bocor dari itu, juga sudah biasa kok!


Masuk barang tu. Ngeri-ngeri sedap. Ngeri di kita, sedap di dia! Itu biasa dilontarkannya saat tampil di layar kaca. Pokoknya, itu paten dialah. Soal gagasan orisinal, hampir tak ada yang bisa diingat. Hampir mirip dengan peran sahabatnya Ruhut, sebagai dog-fight, anjing penjaga.


Mungkin Sutan mulai ngilu dengan kata-katanya sendiri. Di persidangan Simon GT, Rudi Rubiandini sepertinya mengalair alamiah saja, tak terbendung. Nama Tri Yulianto dari Demokrat jelas disebut. Tak hanya dia, politisi dari partai merah, kuning, hijau, dan biru juga disebut-sebut.


Tak tanggung-tanggung, selain Sutan nama Ibas, Dipo Alam, Jero Wacik, juga disebut. Untuk kesekian kalinya istana terseret pusaran korupsi. Kekhawatiran Ahmad Yani, politisi dari PPP, kasus suap Rudi Rubiandi hanya sebagai pintu keluar, bukan pintu masuk, ternyata keliru.


Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan tak akan melindungi siapapun, termasuk Ibas dan Jero. Itu tanggung jawab pribadi, bukan partai. Sekretaris Dewan Kehormatan Suaidi Marasabessy akan mengevaluasi pencalegan pihak-pihak yang terlibat kasus SKK Migas.


Dibantah, pasti sudah dibantah. Ini sudah lazim. Hak ingkar, haknya tersangka. Apalagi ini belum apa-apa. Tapi, Sutan sulit mengelak, karena Kepala SKK Migas itu memang mitranya sebagai Ketua Komisi VII. Bisa positif, bisa juga makin negatif. Karena, makin masuk barang tu!


Dibandingkan Ruhut, Sutan masih terlihat cacat. Ia juga pernah tersebut dalam kasus lain. Ruhut lebih bersih, sehingga dia wajar vokal. Diperiksa KPK juga, tapi karena dia termasuk tim pemenangan Anas, tak lebih dari itu. Vokal dan kontroversi, tapi berdebu, lebih cepat tenggelam.


Bila akan jatuh, jatuhnya Sutan akan lebih parah. Tertimpa tangga dan dilempari batu. Itu karena ia terlihat gagah dalam usaha perang terhadap pemberantasan korupsi. Jaksa KPK kerap menjadikan delik ini guna memperberat hukuman terhadap tersangka korupsi yang ditanganinya.


Gestur atau ekspresi Sutan di layar kaca mulai berubah, kata pengamat saat menganalisis tampilannya di TVOne. Masih lepas dan ceplas-ceplos, tapi agak tertahan. Sepertinya ada yang disembunyikan. Apa itu? Masih gelap. KPK kembali uji nyali berhadapan dengan tembok istana. 


Erizal

Sumber: Singgalang, 8 Desember 2013
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786