12 Jam Setelah Serangan, Bandar Udara Ataturk Kembali Beroperasi
ISTANBUL, RABU — Presiden Turki Recep Tayyip
Erdogan, Rabu (29/6), mengingatkan dunia, serangan bom bisa terjadi di
bandar udara di kota mana pun di dunia. Para pemimpin dan tokoh dunia
pun bersatu mengecam keras serangan di Istanbul.
"Jangan membuat kesalahan: bagi organisasi-organisasi teroris, tidak ada perbedaan antara Istanbul dan London, Ankara dan Berlin, Izmir dan Chicago, atau Antalya dan Roma."
Hingga semalam, terdata 41 orang tewas dan 239 orang luka-luka akibat serangan bom bunuh diri yang dilancarkan tiga pelaku. Otoritas Turki menuding milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) berada di balik bom bunuh diri itu.
Para pemimpin dan tokoh dunia, mulai dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, hingga pemimpin Katolik Paus Fransiskus, melontarkan kecaman keras atas serangan bom itu. Kecaman keras Obama, menurut sumber kepresidenan Turki, disampaikan dalam pembicaraan via telepon dengan Erdogan.
Di Moskwa, Rusia, Presiden Putin-yang berseteru dengan Erdogan terkait penembakan jet tempur Rusia oleh Turki, tahun lalu-menyampaikan dukacita. "Saya tentu menyampaikan dukacita kepada presiden negeri itu (Turki) dan semua warga Turki terkait tindak teroris tersebut," ujar Putin dalam sidang kabinet.
Sehari sebelum serangan bom itu, Erdogan berkirim surat kepada Putin dan menyatakan permintaan maaf atas insiden penembakan jet tempur Rusia. Melalui pembicaraan telepon di antara keduanya, Rabu kemarin, Putin menyatakan ingin menormalisasi hubungan dengan Turki.
"Serangan teroris yang brutal," demikian Paus Fransiskus menyebut serangan bom di Istanbul kemarin. Dalam doa siang, kata Paus, ia berdoa bagi para korban dan keluarga mereka.
Perdana Menteri Denmark Lars Loekke Rasmussen mengatakan, ia "menangis bersama rakyat Turki yang sekali lagi menyaksikan serangan teroris dengan cara pengecut".
Sumber: Kompas, 30 Juni 2016
Posting Komentar