Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc lahir 20 Desember 1963
adalah seorang akademisi pendidikan dan politisi Indonesia. Ia memulai jabatan
sebagai Gubernur Sumatera Barat pada 15 Agustus 2010. Sebelumnya, ia duduk di
Dewan Perwakilan Rakyat tiga periode sejak 1999 dari Partai Keadilan Sejahtera.
Irwan dikenal sebagai pendiri Yayasan Pendidikan Adzkia, tetap mengajar dan
menunaikan dakwah sepanjang karirnya.
Datang dari keluarga Minangkabau, Irwan menjalani pendidikan
menengah di Padang. Ia mengenal tarbiyah dan terjun sebagai aktivis dakwah saat
berkampus di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada 1982. Setelah
meninggalkan status mahasiswa pada 1988, ia kembali ke Padang mendirikan
Yayasan Pendidikan Adzkia. Sebelum mengambil kuliah di Universiti Putra Malaysia
pada 1995, ia mengambil pekerjaan paruh waktu di bagian HRD (Human Resource Development) berbagai
perusahaan pemerintah dan dosen psikologi industri. Seiring pengukuhan Partai
Keadilan pada 20 Juli 1998, Irwan membentuk dan mengetuai perwakilan PK di
Malaysia. PK Mengantar Irwan duduk di Parlemen hasil pemilihan umum 1999; Irwan
terus terpilih untuk dua periode berikutnya. Setelah menyelesaikan pendidikan
doktor, ia berbagi tugas sebagai guru besar bidang pengembangan SDM dan tetap
berdakwah.
Sosok Irwan Prayitno Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) sejak
dulu terkenal dengan kesederhanaan. Dengan kesederhanaannya itu, sosok Irwan
menjadi fenomenal serta layak lebih diapresiasi dan dibanggakan masyarakat
Sumbar.
Selaku kepala daerah, ia mendapat sejumlah penghargaan dari
negara. Empat tahun kepemimpinan Irwan ditandai dengan sedikitnya 137
penghargaan dari pemerintah yang diraih Sumatera Barat. Selama duduk di
parlemen , ia mecurahkan pandangannya dalam penyusunan sejumlah RUU, termasuk
penggunaan sumber energi alternatif panas bumi. Ia dicatat karena kemampuan
melobi dan pernah menolak permintaan untuk menjadi menteri.
Gaya kepemimpinannya yang khas dan meakyat sangat tepatlah
menempatkan dirinya sebagai gubernur teladan. Dalam setiap kesempatan, dia meminta
siapa pun untuk tidak memaksa dirinya berubah sesuai ketentuan protokoler.
“Jangan paksa saya mengubah style hidup saya , karena bagi saya fasilitas
jabatan apa pun adalah sunah, kewenangan justru suatu kewajiban bagi saya,”
katanya.
Ketimbang menggunakan anggaran yang tersedia, Irwan
mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang telah ada. Ia menolak masukan untuk
membeli mobil dinas baru dan masih menempati rumah dinas lama. Ketika disodori
alasan menutup malu kepada menteri atau pejabat negara lainnya yang datang
berkunjung, Irwan lebih memilih menggunakan mobil pribadinya untuk dijadikan
mobil pelat merah. Saat rekonstruksi kantor pemerintahan yang rusak akibat
gempa bumi 30 September 2009, sempat
dianggarkan pembangunan kantor baru untuk gubernur. Namun, Irwan mengalihkan
penggunaannya untuk tiga SKPD yang kantornya rusak, memilih berkantor menempati
rumah dinas lama di Jalan Sudirman.
Dalam melakukan perjalanan keluar provinsi, Irwan tak pernah
memilih maskapai penerbangan. Ia selalu memilih dan merasa nyaman duduk di kelas ekonomi. Penyair Taufiq Ismail,
yang pernah mendapati Irwan satu pesawat di kelas ekonomi, menilainya sebagai
hal istiewa dan sebuah keteladanan. Terkait penampilannya yang sederhana, tanpa
atribut dan minim protokoler, Irwan mengatakan ia tak ingin ada pembatas antara
dirinya dan masyarakat.
Irwan tetap menunaikan dakwah selama menjabat sebagai
gubernur. Dua kali sebulan setiap jumat pagi, ia mengisi wirid mingguan yang
diikuti jajaran pegawai Pemprov Sumatera Barat. Kegiatan wirid dipusatkan di
Masjid Raya Sumatera Barat sejak awal tahun 2012, meskipun saat itu penggunaan masjid
belum diresmikan. Selama Juni dan bulan Ramadhan 2014, ia mengisi tausiah dalam
kunjungan ke instansi-instansi pemerintah.
Irwan juga memanfaatkan sisa waktunya untuk keluarga dan
olahraga. Irwan adalah penyuka olahraga badminton, karate dan trabas. Waktu
senggangnya kadang ia manfaatkan untuk bermain musik. Ia mengaku bisa bernyanyi
sejak tahun 2012. “Karena sebagai gubernur sering ditodong untuk menyanyi, akhirnya saya belajar
menyanyi. Melihat metode kepemimpinan dirinya yang telah berhasil memimpin
Sumbar, sudah sepatutnya pula masyarakat Minangkabau mendaulat Irwan lagi
sebagai Gubernur Sumbar. Sumbar memang masih butuh sosok Irwan untuk melanjutkan
pembangunan Sumbar secara menyeluruh. (sumber: wikipedia.org)
Posmetro Padang 19 April 2015
Sumber: irwan-prayitno.com
Posting Komentar