Jakarta, Obsessionnews – Partai Demokrat
dan Partai Keadilan Sejahtera menegaskan pihaknya tidak tertarik untuk
memasukan kader-kader terbaiknya dalam bursa perombakan menteri
(reshuffel) kabinet kerja Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Sebab,
kedua partai ini sepakat akan berada di luar pemerintahan.
Hal itu dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Agus
Hermanto. Menurutnya, komitmen Demokrat untuk menjadi partai penyeimbang
dengan memposisikan diri tidak berada dalam Koalisi Indonesia Hebat dan
Koalisi Merah Putih sudah ditegaskan dari awal oleh Ketua Umum Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono.
”Dari awal kita sudah menyatakan menjadi partai penyeimbang. Jadi
kalau ada kebijakan pemerintah yang pro rakyat pasti kita dukung. Begitu
juga sebaliknya,” ujar Agus di DPR, Kamis (23/4/2015).
Demikian juga ketika ada isu reshuffel, Wakil Ketua DPR ini juga
enggan berandai-andai dan berharap Presiden Jokowi akan menawarkan jatah
menteri ke partainya. Namun, bila kemungkinan itu terjadi, Agus
kembali menegaskan partainya kemungkinan besar akan menolak, dan kembali
kepada sikap awal.
“Kita serahkan kepada Jokowi saja soal itu, kita gak mau berandai-andai. Tetap kita jadi penyeimbang saja,” tutup Agus.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Fahri Hamzah juga
menyatakan hal yang sama, bahwa partainya tidak ikut campur dalam
rencana perombakan kabinet Jokowi-JK. Meski ia sendiri sepakat bahwa
reshuffel itu penting sebagai bahan evaluasi kinerja para menteri selama
satu semester ini.
“Itu wilayah presiden-lah dan PKS ga mau ikut campur. Dan evaluasi
memang sudah layak dilakukan dan menurut saya itu normal saja,” tutur
Fahri.
Menurut Fahri, perombakan adalah sesuatu hal yang wajar di
pemerintahan. Pasalnya, persoalan seperti itu juga pernah dilakukan oleh
pemerintahan sebelum Jokowi-JK. Tujuannya kata dia, tidak lain
membentuk pemerintah yang solid serta kuat. Karena itu bila perlu
dilakukan Reshuffel Jokowi diminta jangan ragu.
“Kalau ada pergantian menteri ke menteri lain semata-mata itu untuk
menuju perbaikan, bukan menuju yang jelek. Yang penting evaluasii
internal dulu. Apalagi sekarang kita semua tahu Presiden puny kepala
staf yang dinilai banyak orang punya kapasitasnya kuat membaca serta
mengevaluasi kabinet terutama menteri-menterinya,” terangnya.
Untuk itu dalam konteks reshuffle ini partai berideologi Islam ini
kembali menegaskan tidak akan ikut-ikutan masuk dalam pusaran reshuffle
sekalipun Jokowi meminta kader PKS menjadi menteri dikabinetnya. Menurut
Fahri, partainya akan menolaknya. (Albar)
Sumber: obsessionnews.com 23 April 2015
Posting Komentar