JAKARTA — Menjelang pemilihan umum presiden
dan wakil presiden periode 2014- 2019, Partai Keadilan Sejahtera belum
menentukan kandidat yang akan diusung. Namun, ada tiga nama kader yang
sering disebut-sebut akan diusulkan menjadi calon presiden atau calon
wakil presiden.
Anggota Majelis Syura PKS, Tubagus Sunmandjaja, Senin (11/11),
menuturkan, Majelis Syura secara resmi belum membahas capres yang akan
diusung PKS. Di PKS, pemilihan dan penetapan siapa kandidat yang akan
diusung atau didukung menjadi kewenangan Majelis Syura. Lembaga ini
beranggotakan 99 orang yang di dalamnya terdapat perwakilan dari
tiap-tiap provinsi.
Meski belum ada pembahasan resmi, ada sejumlah kader PKS yang
disebut-sebut akan diusulkan menjadi capres atau cawapres. ”Ada tiga
yang lebih banyak disebut teman-teman,” tutur Sunmandjaja.
Ketiga kader itu adalah Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Jawa Barat
Ahmad Heryawan, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Ada juga
nama lain yang disebut-sebut seperti Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo
Nugroho.
Anggota Majelis Syura lain, Refrizal, menambahkan, ada pula pengurus
daerah yang menyebut nama mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid. Ada
juga yang menyebut nama Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul
Sembiring.
Meski sudah banyak nama kader yang muncul, PKS belum mengiventarisasi
usulan dari daerah. Begitu pula nama-nama bakal capres dari eksternal
PKS belum diinventarisasi. Namun, kata Refrizal, hal itu bukan berarti
PKS tidak memikirkan capres- cawapres yang akan diusung. PKS tidak ingin
tergesa-gesa menetapkan capres atau cawapres karena ingin mengusung
tokoh terbaik dan diinginkan rakyat.
”Kalau tokoh terbaik tetapi tidak diinginkan rakyat, ya buat apa?
Karena itu, kami sedang mencari tokoh terbaik yang juga diinginkan
rakyat,” katanya.
Sunmandjaja menjelaskan, strategi yang dilakukan PKS dalam menjaring
bakal capres-cawapres adalah menunggu usulan-usulan dari daerah.
Nama-nama yang diusulkan kemudian dibahas, dipilih, dan ditetapkan oleh
Majelis Syura, yang kemungkinan baru akan menggelar rapat pada Desember
nanti.
Namun, Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho menjelaskan, PKS masih
fokus menyiapkan pemenangan pemilu legislatif (pileg). Soal
capres-cawapres dibicarakan setelah pileg.
PKS menargetkan 120 kursi di DPR. Sekitar 21,5 persen dari total
kursi DPR. Dengan kepemilikan kursi sebanyak itu, PKS dapat mengusung
sendiri capre-cawapres.
Peneliti senior Pol-Tracking Institute, Tata Mutasya, memprediksi PKS
hanya mengincar posisi cawapres. PKS dinilainya berharap dapat
mencalonkan kader dari PKS untuk berduet dengan capres dari
partai-partai besar.
”Andai Joko Widodo maju dari PDI-P, mereka barangkali perlu koalisi
dengan parpol Islam. Hal ini penting supaya ketika terpilih tidak
’digoyang’ oleh kelompok Islam,” kata Tata.
Pengamat Ridwan Saidi mengatakan, pemilih PKS harus diakui lebih
solid. ”Lihat saja pengalaman kemenangan PKS di Sumatera Utara dan Jawa
Barat. Kasus korupsi tak menggoyahkan PKS,” ujar Ridwan, yang fasih
menguraikan sejarah parpol. (NTA/RYO)
Kompas 13 November 2013
Sumber: irwan-prayitno.com
Posting Komentar