Turki Klaim Menang Diplomasi

Selasa, 28 Juni 20160 komentar

Normalisasi Hubungan dengan Israel Setelah Terputus 6 Tahun


ANKARA, SENIN — Israel dan Turki, Senin (27/6), mengumumkan normalisasi hubungan dua negara setelah enam tahun terputus akibat insiden armada Mavi Marmara, 2010. Normalisasi terjadi setelah Israel memenuhi dua dari tiga syarat yang diajukan Turki. Ankara mengklaim kemenangan diplomatik.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan, dua negara akan saling mengirim duta besar sesegera mungkin. Dengan kesepakatan normalisasi hubungan itu, Turki bisa mengirim bantuan ke Gaza dan terlibat dalam investasi konstruksi bangunan tempat tinggal dan rumah sakit.

Selain itu, Ankara juga dapat mengatasi masalah kekurangan energi dan air di Gaza. Di mata Turki, ini dianggap bentuk pencabutan sebagian blokade Gaza.

"Embargo total yang diterapkan pada Palestina dan secara khusus wilayah Gaza, hingga batas tertentu sedang dicabut melalui kepemimpinan Turki," kata Yildirim di Ankara.

Normalisasi hubungan antara Turki dan Israel terjadi enam tahun setelah serangan Angkatan Laut Israel pada armada aktivis pro Palestina, Mavi Marmara, yang menewaskan 10 warga Turki, untuk menembus blokade Gaza tahun 2010.

Normalisasi disepakati kedua negara setelah Israel memenuhi dua dari tiga syarat yang diajukan Turki. Dua syarat itu adalah Israel meminta maaf dan membayar kompensasi sebesar 20 juta dollar AS bagi keluarga korban dan pihak yang menderita kerugian dalam serangan pada kapal Mavi Marmara; serta lampu hijau bagi Turki memasok bantuan ke Gaza lewat Pelabuhan Ashdod, Israel.
Israel tidak mau memenuhi satu syarat lainnya, yakni pencabutan blokade Gaza. Kendati demikian, seorang pejabat senior Turki menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai "kemenangan diplomatik".

Yildirim mengatakan, kapal Turki pertama yang mengangkut lebih dari 10.000 ton bantuan bakal bertolak ke Pelabuhan Ashdod, Israel, Jumat mendatang.

Telepon Abbas

Minggu malam atau sehari menjelang pengumuman normalisasi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menjelaskan poin-poin kesepakatannya dengan Israel. Ia juga bertemu pemimpin Hamas Khaled Meshaal yang tinggal di Doha, Qatar, Jumat lalu, sebagai antisipasi kesepakatan tersebut.

Dalam pembicaraan dengan Abbas, menurut sumber kepresidenan Turki, Erdogan menyampaikan bahwa kesepakatan dengan Israel bakal memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.

Koran Israel, Haaretz, melaporkan, Turki berkomitmen untuk meredam Hamas dari upaya menyerang Israel. Hamas juga bakal terus diberi ruang untuk menjalankan operasi dari Turki terkait urusan-urusan diplomatik. Menurut sumber pejabat Israel, Ankara juga sepakat untuk membantu penyerahan empat tentara Israel yang hilang, yang diduga ditahan Hamas.

Strategi Israel

Bagi Israel, memulihkan hubungan dengan Turki merupakan bagian strategi memasarkan cadangan gas mereka yang melimpah. Israel sedang mencari pasar ekspor gas. Eksplorasi jalur pipa ke Turki memberi opsi pemasaran gas di negeri itu, sekaligus jalur ke pasar Eropa.

Berbicara setelah bertemu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry di Roma, Italia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, kesepakatan dengan Turki merupakan langkah penting. "(Kesepakatan) ini membawa implikasi sangat besar bagi ekonomi Israel," ujarnya.

"Ini masalah strategis bagi negara Israel," lanjut Netanyahu. "Masalah ini tidak bisa dicapai tanpa kesepakatan ini, dan kini kami akan mengambil langkah untuk mencapai hal itu."

Gas yang mereka miliki, kata Netanyahu, menyimpan potensi untuk memperkuat cadangan Israel "dengan keuntungan sangat besar". (AP/AFP/REUTERS/SAM)

Sumber: Kompas, 28 Juni 2016
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786