Jakarta, Obsessionnews – Partai Keadilan 
Sejahtera (PKS) yang merupakan partai Islam modern memiliki kader-kader 
yang dikenal militan. Partai yang memiliki jutaan anggota ini dikomandoi
 Anis Matta, dan hal ini membuat Anis sebagai tokoh yang berpengaruh 
besar dalam bidang politik, ekonomi, sosial, agama, dan lain sebagainya.
Tumbangnya pemerintahan Orde Baru (Orba) yang ditandai dengan 
mundurnya Presiden Soeharto setelah berkuasa selama 32 tahun pada Kamis 
21 Mei 1998, membawa berkah bagi berbagai elemen masyarakat. Indonesia 
memasuki babak baru dengan beralihnya pemerintahan Orba ke pemerintahan 
reformasi pimpinan Presiden BJ Habibie yang sebelumnya menjadi Wakil 
Presiden. Terobosan besar yang dilakukan Habibie di bidang politik 
adalah memperbolehkan berdirinya partai-partai baru.
Sebelumnya di era 
Soeharto hanya terdapat tiga partai, yakni Golkar, Partai Persatuan 
Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Peluang emas ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan mahasiswa muslim 
yang gencar berdemonstrasi untuk melengserkan Soeharto. Pada 20 Juli 
1998 Partai Keadilan (PK) dideklarasikan di Masjid Al Azhar, Kebayoran 
Baru, Jakarta, dan mengangkat Nurmahmudi Ismail sebagai Presidennya.
Pada Pemilu 1999 PK memperoleh 1,436,565 suara, sekitar 1,36% dari 
total perolehan suara nasional, dan mendapat 7 kursi di DPR. Meskipun 
demikian, PK gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 2%, sehingga 
tak dapat mengikuti Pemilu 2004. Untuk dapat mengikuti Pemilu 2004 PK 
harus berganti nama.
Hasil minim yang dicapai PK pada Pemilu 1999 itu membuat sejumlah 
aktivis muslim lainnya kecewa. Para aktivis itu kemudian mendirikan 
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dipelopori Anis Matta pada 2003. PK
 yang dipimpin Nurmahmudi Ismail kemudian bergabung dengan PKS. Hidayat 
Nurwahid dari unsur PK ditetapkan sebagai Presiden, sedangkan Anis Matta
 dari unsur PKS menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen).
PKS tampil cukup fenomenal pada Pemilu 2004 dengan memperoleh 
8.325.020 suara atau sekitar 7.34% dari total perolehan suara nasional. 
PKS berhasil mendudukkan 45 wakilnya di DPR dan menduduki peringkat 
keenam partai dengan suara terbanyak.
Pada Pemilu 2009 perolehan suara PKS meningkat menjadi 8.204.946 
suara atau 7,88% dari total perolehan suara nasional dan mendapat 57 
kursi di DPR.
Tahun 2013 PKS dilanda masalah besar, yakni Presiden PKS Luthfi Hasan
 Ishaaq ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dijadikan 
tersangka dalam kasus korupsi impor daging sapi. Luthfi kemudian 
digantikan oleh Anis Matta.
Kasus Luthfi tersebut berdampak negatif bagi PKS pada Pemilu 2014. 
Meski perolehan suara PKS meningkat menjadi 8,480,204 suara atau 6,79%, 
dari total perolehan suara nasional, jumlah kursi di DPR menurun menjadi
 40 kursi.
Pada Pilpres 2019 PKS bersama Gerindra, PAN, PPP, dan Golkar yang 
tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) mendukung duet Prabowo 
Subianto – Hatta Rajasa. Ternyata Prabowo Subianto – Hatta Rajasa tak 
mampu menggungguli duet Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) yang 
diusung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang terdiri dari PDI-P, NasDem, 
PKB, Hanura, dan PKPI.
Setelah jagoannya keok di Pilpres 2014, PKS menjadi partai oposisi, 
dan Anis Matta yang terdepan menyuarakan kritik terhadap berbagai 
kebijakan pemerintah.
Anis Matta yang kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968, 
terpilih menjadi anggota DPR pada Pemilu 2004. Ia berhasil 
mempertahankan kursinya di DPR pada Pemilu 2009, dan menjadi Wakil Ketua
 DPR. Ia kemudian mengundurkan diri dari DPR karena dilantik menjadi 
Presiden PKS pada 1 Februari 2013.
Selain sebagai politisi, Anis juga populer sebagai penulis buku-buku 
politik dan dakwah. Dan tulisan-tulisannya banyak menjadi rujukan di 
kalangan aktivis dakwah kampus.
Anis menikah dengan Anaway Irianty Mansyur dan dikaruniai sembilan 
anak. Kemudian dia menikahi Szilvia Fabula, seorang mualaf asal Hungaria
 Mei 2006, dan dikaruniai seorang anak.
Memiliki Sikap Kenegarawanan
Terkait kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaaq, pada Pemilu 2014 lalu, PKS 
menjadi target penghancuran. Hampir tiap hari menjadi sasaran 
penghinaan, dari sebutan ‘sapi’ sampai pelecehan terhadap pribadi 
Presiden PKS.
Penghinaan terhadap Anis antara lain dilakukan oleh netizen bernama 
Ernest Prakasa. Ernest dengan bangganya meng-upload foto dirinya 
menginjak foto Presiden PKS di akun twitternya, @ernestprakasa Sabtu 
(19/4/2014)
“Kapan lagi ye kan?” kicaunya sambil memperlihatkan foto Anis yang diinjak.
Tentu saja kicauan Ernest itu langsung membuat geger dan suasana 
panas. Para kader PKS murka. Namun situasi panas ini akhirnya langsung 
dingin, bukan karena Ernes minta maaf ke Anis, atau Anis memaafkan 
tindakan Ernes. Tapi, justru Anis yang minta maaf kepada Ernes. Lho, kok
 bisa?
Melalui akun twitternya @anismatta langsung merespons situasi panas ini dengan meminta maaf ke Ernes:
“@ernestprakasa maaf jk ada sikap/kata2 sy yg mmbuat anda kesal.. Msh
 bnyk pekerjaan utk mmperbaiki bangsa.. Dan itu hrs dilakukan 
brsama..:)”kicau Anis dengan me-mention langsung akun @ernestprakasa.
Ernes pun merespon baik Anis Matta. “@anismatta Iya Pak. Mohon maaf atas ketidaksopanan saya ya..”
Inilah sikap kenegarawanan Presiden PKS. Bagi Anis persoalan yang 
seharusnya menjadi perhatian utama masyarakat adalah persoalan negara, 
persoalan hajat hidup rakyat banyak, bukan persoalan pribadi sang 
pemimpin.
Sikap kenegarawanan ala Anis itu patut dicontoh oleh pemimpin-pemimpin yang lain. (Arif RH)
Sumber: obsessionnews.com 10 Agustus 2015 
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Posting Komentar