Persepsi Salah soal Kartu Kredit

Sabtu, 06 Juni 20150 komentar


Coba tengok dompet Anda. Ada berapa kartu kredit di dalamnya? Masyarakat perkotaan di Indonesia sudah lazim menggunakan kartu kredit dalam bertransaksi. Sayangnya, masih banyak yang belum memahami sepenuhnya kartu plastik itu.

"Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan, lebih dari 75 persen masyarakat tidak mengerti mengenai berbagai produk dan jasa keuangan," ujar Simon Costello, Mitra Pendiri dan Direktur Pelaksana situs HaloMoney.co.id.

Menurut Costello, banyak orang yang memiliki persepsi salah tentang kartu kredit. Banyak orang beranggapan memiliki kartu kredit berarti memiliki penghasilan tambahan.

Nah, orang yang memiliki persepsi seperti ini menganggap kartu kredit adalah alat utang. Padahal, kartu kredit adalah alat bayar bukan alat utang. Dengan kartu kredit, kita tidak perlu membawa dana dalam jumlah besar.

Selain itu, kartu kredit juga berfungsi sebagai penunda pembayaran belanja, bukan berutang. Jadi, pastikan memiliki dana yang cukup untuk membayar ketika memutuskan menggesek kartu kredit.
Selain itu, masih banyak juga orang beranggapan bahwa hanya dengan menjadi nasabah bank tertentu barulah kita dapat memiliki kartu kredit dari bank tersebut. Kita sama sekali tidak perlu membuka rekening tabungan untuk mendapatkan kartu kredit. Tagihan kartu kredit dari bank A dapat dibayar dengan mudah melalui ATM bank B atau C.

Ada pula anggapan bahwa riwayat kredit kita akan buruk jika kartu kredit tidak dipakai. Sebenarnya, riwayat kredit akan memburuk jika kita lupa membayar kredit selama berbulan-bulan. Jika kartu kredit tidak terpakai, pemegangnya sulit meminta kenaikan pagu kredit.

Pemegang kartu kredit yang senang mencicil pembayaran merasa setiap bulan biaya yang dibebankan kepada pemegang kartu sangat besar. Padahal, biaya yang dikenakan kepada pemegang kartu hanyalah biaya iuran setiap tahun.

Selain itu, ada pula orang beranggapan bahwa kartu kredit yang membebankan biaya tahunan ringan tidak memiliki banyak manfaat. Secara umum, tidak ada hubungan antara biaya administrasi dan manfaat dari kartu tersebut.

Hal yang lebih penting adalah memiliki kartu kredit yang sesuai dengan gaya hidup dan kebiasaan belanja. Sudah ada beberapa bank penerbit kartu kredit yang menyasar konsumen tertentu, misalnya mereka yang senang bepergian atau mereka yang senang makan-makan.

Jadi, apakah Anda masih memiliki persepsi salah tentang kartu kredit?

Sumber: Kompas Siang 6 Juni 2015

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014-2016. Warta Lubeg - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger - E-mail: wartalubeg1@telkomsel.blackberry.com - PIN BB 25C29786