Jakarta, Obsessionnews – Wakil Ketua DPR RI
Fahri Hamzah tidak mau ambil pusing apabila pemerintah menolak usulan
program pembangunan daerah pemilihan atau dana aspirasi sebesar Rp20
miliar per anggota setiap tahunnya.
Menurut Fahri, DPR memang tidak punya hak untuk mengelola dan
membelanjakan anggaran. Ia hanya mewakili suara kepentingan rakyat untuk
disampaikan kepada pemerintah. Karenanya, bila program aspirasi itu
ditolak, maka DPR hanya akan menyampaikan kepada masyarakat bahwa
aspirasi mereka tidak diterima.
”Kalau ditolak, ya sudah, selesai. Kita tinggal sampaikan saja ke
rakyat, kalau apa yang diinginkan oleh masyarakat dari aspirasi itu
ditolak oleh pemerintah,” ujar Fahri di DPR, Jumat (26/6/2015).
Dengan begitu, Fahri menganggap pemerintah sama saja tidak menghargai
kinerja DPR. Padahal, ia yakin tujuan dari dana aspirasi memiliki niat
yang mulia, membantu adanya percepatan pembangunan di daerah. “Buat apa
kita balik ke Dapil, mendengarkan keluhan masyarakat kalau sama
pemerintah tidak didengar,” terangnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tidak sepakat dengan
cara pemerintah menolak dana aspirasi. Harusnya kalau mau menyatakan
menolak itu bukan melalui seorang menteri, tapi Presiden secara
langsung. Sikap tersebut dinilai oleh Fahri sebagai sikap pengecut.
“Emang siapa dia berani menolak dana aspirasi. Emang dia pikir dia raja apa! berani menolak,” geramnya.
Sebagai Presiden, lanjut Fahri, Joko Widodo mestinya berani tampil ke
depan, memaparkan alasan yang jelas mengapa dana aspirasi ditolak oleh
pemerintah. Jangan sampai kata dia, Jokowi hanya dianggap pandai pidato
pada saat kampanye Pilpres 2014 lalu dengan sejuta janjinya.
”Harusnya ngomong dong. Emang ini kerajaan anak buanya suruh
ngomong. Paparkan Alasannya, puasakan hati rakyat. Katanya ahli pidato,”
ujar Fahri dengan nada keras.
Bahkan Fahri mengaku sudah menelpon Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago, untuk menjelaskan
latar belakang dan tujuan mengapa ada program aspirasi. Katanya, ia
sempat memarahi Adrinof yang terlalu berani menolak dana aspirasi.
“Kemarin saya sudah telpon Kepala Bappenas, saya tanya apa alasannya
menolak dana aspirasi, saya marah ke dia,” ungkap Fahri sembari
marah-marah.
Sebelumnya melalui Andrinof, Fahri mengungkapkan, bahwa Presiden
Jokowi menolak usulan dana aspirasi DPR. Presiden beranggapan bahwa dana
aspirasi itu akan berbenturan dengan program pembangunan yang telah
ditetapkan pemerintah. “Presiden enggak setuju,” ujarnya.
Dia memaparkan, Jokowi beranggapan bahwa program pembangunan
didasarkan pada visi dan misi Presiden. Selain itu, pemerintah juga
menggunakan uang negara berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah
nasional (RPJMN). (Albar).
Posting Komentar