LONDON,
SELASA — Parlemen Inggris mendukung pengakuan atas negara Palestina
melalui pemungutan suara simbolis, Senin (13/10). Kendati tak akan
memengaruhi kebijakan luar negeri Inggris, hal itu dinilai sebagai
tonggak sejarah dan bisa membawa implikasi diplomatik meluasnya dukungan
dunia atas kemerdekaan Palestina.
Dari 650 anggota parlemen Inggris, hanya 286 orang yang memberikan suara. Hasil voting menunjukkan, 274 suara mendukung pengakuan atas negara Palestina dan 12 suara menolak.
Berdasarkan pemungutan suara itu, ”Majelis Rendah yakin pemerintah
seharusnya mengakui negara Palestina, bersama negara Israel, sebagai
kontribusi untuk mengamankan solusi dua negara yang dinegosiasikan”.
Perdana Menteri Inggris David Cameron dan anggota pemerintahan, yang
mendukung solusi dua negara, abstain. Pemungutan suara itu tidak
mengikat dan tidak dapat memaksa Inggris mengubah kebijakan luar negeri
terkait Palestina.
”Aspirasi rakyat Palestina tak bisa sepenuhnya diwujudkan hingga ada
penghentian pendudukan. Kami yakin itu hanya bisa dicapai lewat
negosiasi,” kata Tobias Ellwood, Menteri Urusan Timur Tengah Inggris.
”Hanya penghentian pendudukan yang menjamin negara Palestina akan
terwujud di lapangan. Inggris secara bilateral akan mengakui negara
Palestina saat kami menilai (negara) itu dapat membantu tercapainya
perdamaian,” kata Ellwood.
Voting parlemen
Inggris itu berlangsung tidak lama setelah pemerintahan kiri-tengah
Swedia bersiap mengakui Palestina secara resmi, langkah yang dikecam
keras Israel.
Pemungutan suara itu diusulkan Partai Buruh yang beroposisi. Dukungan
juga datang dari 39 anggota Partai Konservatif yang berkuasa. Sebanyak
192 anggota Partai Buruh, termasuk pemimpin partai Ed Miliband,
menyuarakan dukungan pengakuan atas Palestina.
Richard Ottaway, politisi Partai Konservatif yang menjabat Ketua Komite
Kebijakan Luar Negeri Majelis Rendah, mengungkapkan, pencaplokan
terbaru Israel atas tanah di Tepi Barat membuat dirinya marah.
”Begitu marahnya saya atas perilaku Israel beberapa bulan terakhir,
saya tak akan menentang langkah (pengakuan atas Palestina) ini,” kata
Ottaway, yang mengaku dulu ia pendukung Israel, seperti dikutip Guardian.
”Saya harus mengatakan kepada Pemerintah Israel: jika kehilangan orang
seperti saya, mereka akan kehilangan banyak orang,” ujarnya.
Pergeseran opini
Duta Besar Inggris untuk Israel Matthew Gould mengatakan, meski tak mengikat Pemerintah Inggris, voting parlemen
itu signifikan. ”Saya pikir, hasil pemungutan suara ini menandai
pergeseran opini publik di Inggris, bahkan lebih luas,” katanya kepada
radio Israel.
Pengamat Timur Tengah dari The Middle East Institut, Zuhairi Misrawi,
memperkirakan, pengakuan dunia atas negara Palestina akan lebih besar
menyusul suara parlemen Inggris itu.
”Ini tonggak sejarah bagi kemerdekaan Palestina. Negara Israel adalah
pemberian Pemerintah Inggris. Pengakuan parlemen Inggris memberi
dorongan politik sangat besar bagi kemerdekaan Palestina,” ujarnya.
Diprediksi, hasil itu juga akan menjadi kekuatan untuk memperbesar
dukungan, tidak hanya dari Eropa dan Amerika Serikat, tetapi juga
kekuatan besar, seperti Rusia, Tiongkok, dan India. ”Tinggal bagaimana
hal itu bisa dikapitalisasi untuk memperoleh dukungan di Dewan Keamanan
PBB, lembaga yang bisa diterima semua pihak,” kata Zuhairi.
Majelis Umum PBB mengakui Palestina secara de facto sebagai negara pada tahun 2012. Dalam pemungutan suara di Majelis Umum itu, Inggris abstain.
AS, Uni Eropa, dan kebanyakan negara UE, termasuk Inggris, belum
memberikan dukungan atas Palestina. Beberapa negara UE yang telah
mengakui Palestina adalah Bulgaria, Siprus, Ceko, Hongaria, Malta,
Polandia, dan Romania.
Otoritas Palestina memperkirakan ada 134 negara yang memberi pengakuan
atas Palestina meski jumlahnya diperdebatkan. ”Hasil itu akan memperluas
suara Eropa yang mendorong pengakuan atas negara Palestina dan
menciptakan lingkungan yang pas bagi komunitas internasional untuk
memberi hak dan kesamaan legal bagi rakyat Palestina,” kata Hanan
Asrawi, pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina. (AP/AFP/REUTERS/SAM)
Sumber: Kompas 15 Oktober 2014
Tonggak Sejarah dari London, Parlemen Inggris Dukung Pengakuan atas Negara Palestina
Kamis, 16 Oktober 20140 komentar
Label:
Mancanegara
Posting Komentar